Posts

Showing posts from July, 2019

Indahnya Toleransi dari Dusun Jlono Kemuning Karanganyar

Image
Libur lebaran tahun ini kami mengunjungi Desa Jlono, Kemuning, Karanganyar Ikut bapak Paryanto dan bu Erna yang mudik ke kampung halamannya. Sebuah desa yang asri, sejuk dan hijau dengan hamparan kebun teh, sayuran dan jeruk di lereng Gunung Lawu, tak jauh dari Candi Cetho dan Candi Sukuh Penduduk desa Jlono sangat beragam, meski sama-sama etnis Jawa, ada yang Hindu, Islam dan sebagian kecil Kristen. Ada tradisi yang unik di sini, saat lebaran, yang rame dikunjungi justru rumah-rumah umat Hindu. Yang menyiapkan hidangan kue kering dan makanan lainnya justru umat Hindu, karena warga muslimlah yang berkunjung ke rumah-rumah warga Hindu, untuk bersilaturahmi dan mohon maaf lahir batin atas kesalahan selama ini. Karena itu di rumah Pak Paryanto sudah 2 hari ini ramai sekali. Banyak keluarga dan tetangga yang datang berkunjung

Museum Kebangkitan Nasional STOVIA

Image
Hai hai hai Tahukah kalian kalau di Jakarta ada museum kece yang dulunya adalah Sekolah Kedokteran pertama di Indonesia?  Kebaya.  ng dong isinya kayak apa... Yes, isi museumnya adalah alat-alat kedokteran jaman dulu.  Ruang belajar bahkan asrama yang dipakai oleh para pelajar.  Dulu, pelajar sekolah kedokteran memang harus masuk asrama dengan disiplin yang sangat ketat dan jadwal teratur.  Dan ini selama 9 tahun.  Apa gak ngelotok tuh jadi dokternya.  Pantes aja dokter jadul tuh pinter-pinter banget ya. Mau tau cerita lengkapnya? KLIK DISINI

Pulau Cipir

Image
“Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui” Sepertinya peribahasa paling pas deh buat mewakili perjalanan kami hari itu.  Bagaimana tidak, dalam sekali perjalanan kami benar-benar berlabuh di tiga dermaga, tiga pulau berbeda. Setelah sebelumnya menjelajah Pulau Kelor dengan Benteng Martellonya yang menawan, lalu mengunjungi museum dan makam-makam tua di Pulau Onrust yang pada masanya tak pernah beristirahat maka perjalanan terakhir menuju Pulau Cipir. Matahari masih terik di atas sana, meskipun perlahan sudah bergeser menuju peraduan.  Tapi hawa laut tak pernah berbohong, panasnya tetap saja menyengat.  Sesungguhnya kaki kami sudah lelah setelah menjelajah Onrust, Pak Ary dan mas Yoki sempat menawarkan, ” mau langsung balik ke Muara Kamala atau lanjut ke Cipir ?” Selengkapnya klik DISINI